Aku adalah seorang perempuan asli Amerika, sepanjang hidupku aku tinggal di Amerika. Tak pernah terlintas dalam pikiranku untuk mengunjungi negara Arab, bahkan pengetahuanku tentang Arab hanyalah sebatas gambar peta yang kupelajari ketika aku sekolah dulu. Akan tetapi nasib berkata lain.
Pada suatu ketika dalam perjalanan studiku aku berjumpa dengan seorang pemuda Arab. Akhlaknya sangat baik, budi pekertinya luhur, tingkah lakunya sopan. Dia tengah menempuh studi di perguruan tinggi tempatku mengajar untuk menyelesaikan tingkat pendidikan tinggi dalam bidang yang dikuasainya. Tak perlu waktu lama bagiku untuk terkagum-kagum dengan kepribadian dan kecerdasannya. Lewat dirinyalah aku mulai mengenal Islam yang menanamkan dalam diri para pemeluknya segala sifat baik.
Rupanya pemuda itu juga mengetahui ketertarikanku terhadap Islam, maka dia mulai memberiku beberapa buku tentang Islam. Diluar pembicaraan tentang berbagai hal, aku mengetahui bahwa dalam buku-buku itu tidak terdapat interpretasi maupun justifikasi. Begitulah adanya, sampai akhirnya aku menyadari bahwa aku mulai cenderung kepada Islam. Akhirnya aku memeluk Islam, agama yang semakin intensif kudalami setelah aku menikahi pemuda itu dan ikut pulang ke negerinya.
Ketika aku tinggal dengan keluarganya di Arab Saudi, aku banyak mengetahui hal yang sebelumnya tidak aku ketahui. Sesuatu yang mendorongku untuk berpegang pada ajaran Islam. Namun aku akui bahwa diriku belum mampu untuk sama sekali meninggalkan mode. Aku masih mengikuti perkembangannya. Aku masih mengikuti model terbaru supaya aku tampak cantik di mata orang lain.
Pada suatu hari aku diundang oleh salah seorang rekanku untuk menghadiri pengajian agama. Dia memintaku untuk mengenakan jilbab. Tak kuasa menolak, akupun mengenakan jilbab. Ajaib, setelah aku melihat diriku di cermin, aku tampak jauh lebih cantik. Pada saat itu juga aku merasakan bahwa ternyata selama ini aku salah memperlakukan diriku, mode ternyata hanyalah bayang semu. Kecantikan ternyata terpancar dari keimanan dan batin yang tenang. Aku menemui teman-temanku yang takjub melihat penampilan baruku dengan jilbab, aku juga mengumumkan bahwa aku tak akan pernah melepaskannya lagi.
Setelah itu aku pulang menemui suami dan anak-anakku. Begitu aku masuk rumah dengan mengenakan jilbab, mereka bertepuk tangan untukku. Aku merasakan kegembiraan mereka. Sejak hari itu aku tak pernah menanggalkan jilbabku.
nice 🙂
salam,
kresna. 😀
Assalamualaikum warokhmatullohi wa barokatuh, sayang kisahnya hanya sampai disitu. Tak ada nama orang dan tempat yang jelas … tapi semua tidak mengurangi maksud dasar bahasan …
Wasalamualaikumwarokhmatullohi wa barokatuh
Tulisan yang bagus… thanks 🙂
kisah yang inspiratif…..menarik..terus di update yaa..salam